ZIARAH SEKALIGUS BELAJAR

Noor Fajar Asa 

Citizen Journalism 

Makam merupakan sebuah istilah yang diambil dari bahasa Arab maqom yang berarti tempat, status, atau hirarki. Sedangkan kuburan dalam bahasa arab adalah qobr, maqbarah yang berarti tempat pemakaman. Kedua istilah ini di Indonesia tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaanya, sehingga orang yang berziarah bisa menyatakan akan ke makam atau ke kuburan.

Menurut terminologi syar’iyah, ziarah kubur adalah mengunjungi pemakaman dengan niat mendoakan para penghuni kubur serta mengambil pelajaran dari keadaan mereka

Ziarah Kubur bukan hanya tentang mendoakan orang orang tua yang telah mendahului kita. Tapi lebih dari itu , ziarah juga menjadi media langsung untuk belajar sejarah , mengambil Inspirasi datiseorang tokoh di masa lalu , walau dalam penuh keterbatasan di zamannya , ia mewariskan sebuah adi karya yang luar biasa , yang sang tokoh itupun mungkin tidak tahu menahu apa saja keberhasilannya di masa depan setelah ia wafat .

Tepat hari Jumat 1 Muharram 1447 H - 27 Juni 2025 , yang juga di kenal 1 Suro pada kalender Jawa, Rombongan guru SD Muhammadiyah 11 Tanjung lengkong Jatinegara Jakarta Timur berziarah ke Makam Kyai Dahlan di pemakaman karangkajen Yogjakarta. 

Memasuki kompleks makam umum kampung Karangkajen RT 41 RW 11 Kelurahan Brontokusuman Mergangsan Yogjakarta.Suasana sunyi walau sudah cukup siang pukul 09.30 pagi .Makam yang sederhana namun tampak bersahaja .Letaknya persisi di belakang Masjid Jami’ Karangkajen.

Uniknya pemakaman ini adalah pemakaman umum, bukan pemakaman milik Muhammadiyah. Meskipun banyak tokoh Muhammadiyah dari era awal hingga sekarang makamnya di tempat tersebut.

Selain makam KH. Ahmad Dahlan, bersebelahan ada makam KH. Ibrahim, KH. Hisyam, KH. AR Fachrudin, KH. Azhar Baasyir. Di sisi lain tak jauh ada makan Prof. Dr. Yunahar Ilyas.

Tak jauh dari lokasi makam , persis di pinggir jalan berdiri sebuah Musholla Aisyiyah .Musholla yang berdiri sejak tahun 1937 itu. Papan nama besar bertuliskan “Musholla ‘Aisyiyah Ranting Karangkajen” mencerminkan identitas yang tidak bisa dirampas oleh waktu. Ia juga menjadi saksi bisu perjalanan dan serta perjuangan kaum perempuan yang terus berlalu untuk maju menembus zamannya.

2 tempat bersejarah ini bagi guru guru SD Muhammadiyah 11 Tanjung Lengkong Jakarta Timur dapat membangkitkan keinsyafan akan dimensi ruang dan waktu yang sangat esensial dalam eksistensi manusia yang belajar darinya.

Berangkat dari cara berpikir seperti di atas, maka mengunjungi tempat tempat bersejarah bukan sekedar sebagai tinggalan masa lalu bukan hanya untuk dibanggakan atau dikagumi, dilihat, dan dinikmati. Tempat tempat bersejarah ini wajib digali, dikaji, dan direkonstruksi untuk mendapatkan gambaran tentang masa lalu yang dapat dijadikan sebagai pegangan masa kini untuk perbandingan guna menapaki masa yang akan datang. Apakah tempat tempat tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk memperkuat motivasi perjuangan dakwah pada masa kini ataukah tempat tempat sejarah tersebut masih memiliki nilai dan makna lain yang sangat berguna bagi bangsa ini. Atas dasar itulah tempat bersejarah sebagai hasil kejayaan masa lalu patut digali untuk direkonstruksi dan diinformasikan, serta dipelihara dalam arti dilestarikan untuk membangun peradaban dan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara utamanya bagi generasi penerus bangsa di masa depan. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Cium Tangan di Sekolah Muhammadiyah

LANGKANYA TENAGA UNTUK MENGURUS JENAZAH DARI GENERASI MUDA

APAKAH SULIT MENG AUDIT DI MASJID DAN PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH ?